Anak-anak adalah keindahan yang menarik jiwa manusia, kepadanya cinta diberikan dan bukan diminta. Betapa “bodohnya” manusia yang melihat eksistensi abstrak pada kanak-kanak itu dengan sebagian inderanya… namun tetap ragu dan menunggu anak-anak itu menampakan diri pada semua inderanya, bukankah dengan mata iman dan mata hati kita menyaksikan keagungan Tuhan Yang Maha Lembut melalui anak-anak…. mu
Muhammadpun di utus… agar manusia menghormati dan memanusiakan anak-anak… empat belas abad silam sejarah menyaksikan… seorang Sahabat Anshar yang “shaleh” meninggal dengan meninggalkan anak-anaknya yang masih belia, tanpa tempat tinggal, tanpa pangan, sandang dan papa diantara masyarakatnya… anak-anak seorang “sahabat” itu ditinggal compang-camping dan sebagai peminta-minta… Rasulullah saw untuk beberapa lama baru mengetahui hal itu… dan sang Manusia suci itu bergegas menolong anak-anak itu… beliau bertanya pada kaumnya tentang ayah anak-anak itu… dan mereka bercerita, kemudian Rasulullah saw bertanya “Apa yang telah kalian perbuat dengan ayah dari anak-anak terlantar ini ? mereka menjawab “Kami telah menguburkanya bersama kaum muslimin dan memperlakukan ia sebagaiaman kaum muslimin yang wafat Rasaulullah saw dengan sedih bersabda “Andaikan aku mengetahui, maka tiada akan aku biarkan kalian menguburnya bersama bersama orang-orang muslim, ia telah meninggalkan anak-anaknya yang masih kecil dengan kesengsaraan meminta-minta kepada manusia “
Kyai Zamawi Imran dari Bangkalan-Madura pernah menggubah puisi Al Ghazali kedalam sebuah cerita dialog yang menarik
...
Kepada seorang Kyai (ulama) datanglah seorang ayah...
ia mengeluhkan kekesalan dengan keluarganya kepada sang Kyai, ia berkata :
"Kyai, sekarang ini saya bosan dirumah !?”, “Mengapa ? tidak adakah yang menarik lagi dirumahmu ?” Tanya Kyai, “Yah, begitulah… semuanya menjemukan !” jawab seorang ayah itu, Keyai itu kemudian bertanya, “Berapa anakmu ?,” dua, satu laki-laki dan satu perempuan” jawab dia. “ Berapa umur anak-anakmu ? Tanya Kyai lagi. “ yang laki-laki lima tahun… adik perempuanya tiga tahun” jelas sang ayah itu pada kyai. Lalu Kyai bertanya lagi pada sang ayah itu :
“Pernahkah engkau sesekali memperhatikan anak-anakmu ?” tanya kyai
“Tidak” jawabnya singkat
“Pernahkah engkau perhatikan saat anak-anakmu mekan ? Tanya Kyai lagi
“belum pernah kyai” jawabnya cepat
“Ketika sedang bermain”
“Juga tidak”, jawab sang ayah itu
“Pernahkah engkau memperhatikan anak-anakmu ketika ia pulas tertidur ditengah malam ?”
“Tidak pernah Kyai, memangnya kenapa, dan ada apa itu ? jawab sang ayah penuh keheranan
“Sesekali cobalah lakukan itu, dan ajaklah istrimu “
“Perhatikan anak-anakmu…”
“Ketika engkau perhatikan anak-anakmu, rasakanlah bahwa ia adalah anakmu”
“pelanjut denyut hidupmu yang akan meneruskan generasimu, yang harus engkau curahi cinta dan kasih sayangmu”
“Sadarilah… bahwa anak-anakmu itu adalah karunia Allah untuk menyenangkan hatimu”
“Perhatikan ketika mereka makan… lihatlah bagaimana mereka mengunyah dengan lahap rezeki yang dikirim Tuhan melalui tanganmu yang bekerja keras siang dan malam”
“Perhatikanlah saat mereka tidur… cobalah lihat hidungnya yang mungkin mirip engkau, bibirnya menyerupai ibunya, dan dengarkanlah pula desah nafasnya ketika menghirup dan menghembuskan udara, itu semua pertunjukan indah yang disuguhkan Allah untukmu… kalau engkau membiasakan melakukan itu sambil mengingat Allah, engkau akan mendapatkan nikmat ruhani tiada tara… Diantar orang yang sangat malang ialah orang yang tidak bias menikmati keindahan yang dipancarkan Allah lewat gerak dan tingkah anak-anaknya sendiri…”
- Desember (1)
- Juli (5)
- Agustus (1)
- Mei (2)
- April (2)
- Maret (2)
- Januari (1)
- Juli (3)
- Juni (2)
- Mei (2)
- April (1)
- Maret (3)
- Februari (10)
- Januari (5)
- Desember (1)
- November (5)
- Oktober (2)
- Agustus (4)
- Juli (14)
- Juni (3)
- Mei (7)
- April (6)
- Maret (5)
- Januari (2)
- Desember (32)
- November (2)
- Oktober (16)
- Juni (1)
- Mei (1)
- Maret (4)
- Februari (1)
- Januari (12)
Pengikut
Selasa, 17 Januari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Profil
- Yudi Sc
- Semua penulis akan mati. Hanya karyanyalah yang akan abadi. Maka tulislah sesuatu yang membahagiakan dirimu di akhirat nanti. (Ali bin Abi Thalib)
Category
- AMBON (11)
- ANAK KOST (2)
- Bahasa Indonesia (1)
- Basis Data lanjut (1)
- Budidaya (1)
- COREL (2)
- Ekonomi (2)
- FOOD (5)
- IMAN (1)
- Isi Hati (5)
- ISLAM DAN KESEHATAN (5)
- JARINGAN (2)
- kalender (1)
- KEMBALI KE ALLAH (5)
- Kesehatan (11)
- komputer (4)
- Kuliah (1)
- KULINER (8)
- memories in my life (10)
- MENATA HATI (6)
- MIKROKONTROLER (1)
- Milad (1)
- News (2)
- PERKEMBANGAN IT (3)
- PERSIJA (5)
- SEMANTIK WEB (1)
- Sisitem Distribusi (3)
- SKRIPSI (1)
- SMS LUCU (5)
- STUDI KASUS (1)
- TEORI BAHASA DAN OTOMATA (1)
- TIPS BLOG (3)
- TIPS TRIK (16)
- Trobel Shoting (3)
- Ucapan (1)
- Ucapan Selamat Tahun Baru (5)
0 komentar:
Posting Komentar
coment untuk